Monday 25 July 2016

Kebijakan Discount

Fasilitas Federal Reserve dimana discount loan dibuat terhadap bank-bank disebut discount window. Cara termudah untuk memahami bagaimana the Fed mempengaruhi volume discount loans adalah dengan melihat bagaimana discount window beroperasi.

Operasi Discount Window
Discount loan the Fed kepada bank-bank memiliki tiga tipe: kredit primer, kredit sekunder dan kredit musiman. Kredit primer adalah discount lending yang memainkan peranan terpenting dalam kebijakan moneter. Bank-bank yang sehat diijinkan untuk meminjam semau mereka dari fasilitas kredit primer, dan karenanya hal ini dirujuk sebagai standing lending facility. Suku bunga atas loan (pinjaman) ini adalah discount rate, dan seperti yang kami sebutkan sebelumnya, suku bunga ini ditetapkan lebih tinggi dibandingkan dengan target federal funds rate, biasanya oleh 100 basis poitns (satu poin persentase), dn karenanya, dalam kebanyakan situasi maka jumlah discount lending dibawah fasilitas kredit primer sangatlah kecil. Maka kenapa the Fed memiliki fasilitas ini?
    Jawabannya adalah karena fasilitas ini dimaksudkan sebagai sebuah sumber cadangan likuiditas untuk bank-bank yang bagus sehingga federal funds rate tidak pernah naik terlalu tinggi diatas target federal funds. Untuk melihat bagaimana cara kerja fasilitas kredit primer ini, mari kita lihat apa yang terjadi jika terdapat sebuah peningkatan tinggi dalam permintaan untuk reserve, katakanlah karena deposit telah bergerak melampaui harapan dan mengarah pada peningkatan dalam required reserves. Situasi ini dianalisa dalam Bagan 5. Seandainya pada awalnya, kurva permintaan dan penawaran untuk reserves ini berpotongan pada titik 1 sehingga federal funds rate berada di level targetnya,  . Kini peningkatan dalam required reserves menggeser kurva permintaan ke   dan ekuilibrium bergerak hingga titik 2. Hasilnya adalah bahwa discount lending mengalami peningkatan dari nol menjadi DL2, dan federal funds rate mengalami kenaikan ke id dan tidak bisa naik lebih jauh lagi. Fasilitas kredit primer, karenanya, telah menempatkan ceiling dalam federal funds rate id.
    Kredit sekunder diberikan pada bank-bank yang berada dalam kesulitan finansial dan mengalami permasalahan likuiditas yang parah. Suku bunga dalam kredit sekunder ini ditentukan pada 50 basis point (0.5 percentage points) diatas discount rate. Suku bunga pada loan ini ditentukan pada sebuah tingkat yang lebih tinggi untuk mencerminkan kondisi yang kurang baik dari para peminjam ini. Kredit musiman diberikan untuk memenuhi kebutuhan sejumlah tertentu bank kecil dalam area liburan dan pertanian yang memiliki pola deposit musiman. Suku bunga yang dibebankan pada kredit musiman terhubung pada rata-rata federal funds rate dan sertifikat dari tingkat deposit. Federal Reserve telah mempertanyakan kebutuhan untuk fasilitas kredit musiman karena adanya perbaikan dalam pasar kredit dan karenanya mereka berpikiran untuk menghilangkannya di masa mendatang.

Lender of Last Resort
Selain kegunaannya sebagai sebuah alat untuk mempengaruhi reserves, basis moneter dan uang beredar, discounting adalah hal yang penting untuk mencegah kepanikan finansial. Ketika Federal Reserve System diciptakan, peranannya yang paling penting adalah dimaksudkan sebagai lender of last resort; untuk mencegah kegagalan bank menjadi tidak terkontrol, maka mereka didirikan untuk menyediakan reserve bagi bank-bank ketika tidak ada seorangpun yang mau, sehingga mencegah terjadinya kepanikan bank dan kepanikan finansial. Discountign khususnya merupakan cara yang efektif untuk menyediakan reserves bagi sistem perbankan selama sebuah krisis perbankan karena reserves dengan segera disalurkan ke bank-bank yang paling membutuhkannya.
    Menggunakan alat discount untuk menghindari kepanikan finansial dengan melakukan peranan lender of last resort adalah sebuah requirement yang sangat penting dalam pembuatna kebijakan moneter yang sukses. Seperti yang telah kami tunjukkan dengan analisa uang beredar dalam Bab 16, kepanikan bank di periode 1930-1933 merupakan penyebab penurunan paling tajam dalam uang beredar sepanjang sejarah AS, dimana banyak ahli ekonomi melihatnya sebagai kekuatan penggerak dibalik keruntuhan perekonomian selama Great Depression. Kepanikan finansial juga dapat merusak perekonomian karena mereka menganggu kemampuan intermediary finansial dan pasar untuk menggerakkan dana ke orang-orang dengan peluang investasi yang produktif (lihat Bab 8).
    Sayangnya, alat diskon tidak selalu digunakan oleh the Fed untuk mencegah kepanikan finansial, seperti kegagalan besar yang dibuktikan selama Great Depression. The Fed belajar dari kesalahannya dalam periode tersebut dan telah melakukan peranannya sebagai lender of last resort dalam periode paska Perang Dunia II. The Fed telah menggunakan senjata discount lending ini beberapa kali untuk mencegah terjadinya kepanikan bank dengan memperluas loan/pinjaman kepada institusi perbankan yang mengalami kesulitan, sehingga mencegah terjadinya kegagalan bank. Kegagalan bank terbesar terjadi di tahun 1984, dimana the Fed meminjamkan Continental Illiniois, pada masa itu satu dari sepuluh bank terbesar di Amerika Serikat, lebih dari $5 milyar.
    Pada pandangan sekilas, bisa jadi keberadaan FDIC, yang menjamin deposit hingga batas $100,000 per rekening dari kehilangan karena kegagalan bank, dapat membuat fungsi lender-of-last-resort dari the Fed ini tidak berguna lgi. (FDIC dideskripsikan secara mendetil dalam Bab 11). Terdapat dua alasan mengapa hal ini tidak terjadi. Pertama, penting untuk mengakui bahwa jaminan jumlah dana FDIC hingga sekitar 1% dari jumlah deposit ini sudah luar biasa. Jika sejumlah besar kegagalan bank terjadi, FDIC tidak akan dapat mencakup semua kerugian depositor. Memang, jumlah kegagalan bank yang besar di periode 1980an dan awal 1990an, dideskripsikan pada Bab 11, mengarah pada kerugian yang besar dan pengecilan dalam dana jaminan FDIC, yang akan mengurangi kemampuan FDIC untuk menutupi kerugian depositor. Fakta ini tidak memperlemah kepercayaan depositor kecil terhadap sistem perbankan karena the Fed telah siap untuk berdiri dibalik bank-bank untuk menyediakan reserve apapun yang dibutuhkan untuk mencegah kepanikan bank. Kedua, lebih dari $1.2 trilyun dari deposit nominal-besar di dalam sistem perbankan tidak dijamin oleh FDIC, karena mereka melebihi batas $100,000. Sebuah kurangnya kepercayaan dalam sistem perbankan masih dapat mengarah pada kelangsungan bank akibat depositor bernominal-besar dan kepanikan bank masih bisa terjadi meski adanya FDIC. Pentingnya peranan Federal Reserve sebagai lender of last resort menjadi semakin penting saat ini karena tingginya jumlah kegagalan bank yang dialami di tahun 1980an dan awal 1990an.
    Tidak hanya the Fed bisa menjadi lender of last resort bagi bank, tapi mereka juga bisa memainkan peranan yang sama untuk sistem finansial secara keseluruhan. Eksistensi discount window the Fed dapat membantu mencegah kepanikan finansial yang tidak dipicu oleh kegagalan bank, seperti yang terjadi selama crash bursa saham Black Monday di tahun 1987 dan serangan teroris ke World Trade Center di bulan September 2001 (lihat Box 1).
    Meski peranan the Fed sebagai lender of last resort memiliki benefit mencegah kepanikan bank dan finansial, hal ini juga memiliki kekurangan. Jika sebuah bank mengharapkan agar the Fed menyediakan dana dengan discount loan ketika mereka mengalami kesulitan, seperti yang terjadi dengan Continental Illinois, mereka akan lebih bersedia untuk mengambil lebih banyak resiko karena mengetahui bahwa the Fed akan menyelamatkan mereka. Peranan lender-of-last-resort the Fed menciptakan permasalahan bahaya moral yang sama seperti yang diciptakan oleh jaminan deposit (dibahas dalam Bab 11): Bank mengambil lebih banyak resiko, sehingga mengeksplos agensi jaminan deposit, dan karenanya juga pembayar pajak, kepada kerugian yang lebih besar. Permasalahan bahaya moral akan paling parah untuk bank-bank besar, yang percaya bahwa the Fed dan FDIC akan memandang mereka “terlalu besar untuk gagal”; yakni, mereka akan selalu menerima pinjaman dari the Fed ketika mereka dalam kesulitan karena kegagalan/kebangkrutan mereka akan cenderung memicu terjadinya kepanikan bank.
    Serupa dengan ini, tindakan Federal Reserve untuk mencegah kepanikan finansial, seperti yang terjadi setelah crash bursa saham di bulan Oktober 1987, serangan teroris tahun 2001, dapat mendorong institusi finansial lain selain bank untuk mengambil resiko yang lebih besar. Mereka juga, mengharapkan the Fed untuk menjamin bahwa mereka akan mendapatkan pinjaman jika sebuah kepanikan finansial tampak akan terjadi. Ketika the Fed memperhitungkan menggunakan senjata discount untuk mencegah kepanikan, mereka perlu memperhitungkan trade-off antara biaya bahaya moral dari peranannya sebagai lender of last resort dan benefit dari mencegah kepanikan finansial. Trade-off ini menjelaskan mengapa the Fed harus hati-hati untuk tidak melaksanakan peranannya sebagai lender of last resort terlalu sering.

Kelebihan dan Kekurangan Kebijakan Discount
Kelebihan terpenting dari kebijakan discount adalah bahwa the Fed dapat menggunakannya untuk melakukan peranannya sebagai lender of last resort. Pengalaman dengan Continental Illinois, crash Black Monday dan 11 September 2001 mengindikasikan bahwa peranan ini menjadi lebih penting dalam beberapa dekade belakangan ini. Di masa lalu, kebijakan discount digunakan sebagai alat kebijakan moneter, dengan discount rate diubah untuk mempengaruhi suku bunga dan pasar moneter. Meski demikian, karena keputusan untuk mengambil pinjaman diskon (discount loans) dibuat oleh bank dan karenanya tidak sepenuhnya dikontrol oleh the Fed, sementara operasi pasar terbuka sepenuhnya dikontrol oleh the Fed, penggunaan kebijakan discount untuk melakukan kebijakan moneter tidak terlalu direkomendasikan. Inilah sebabnya mengapa the Fed bergerak di bulan Januari 2003 ke sistem saat ini yang mana fasilitas discount tidak digunakan untuk menentukan federal funds rate, melainkan hanya sebagai sebuah fasilitas cadangan untuk mencegah federal funds rate mengalami kenaikan jauh diatas targetnya.

No comments:

Post a Comment