BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam suatu Negara istilah pembangunan ekonomi tidak lepas dengan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi dan begitu juga sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Bangsa-bangsa di dunia sudah lama menganggap pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan ekonomi dan politik utama. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi menjadi satu-satunya faktor yang paling penting dalam keberhasilan perekonomian suatu Negara dalam jangka panjang.
Perbedaan antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan ekonomi yakni pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif , bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosia dan teknik.
Cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan nasional menjadi pembicaraan yang penting. Para ekonom dan politisi dari semua negara, baik negara-negara kaya maupun miskin, yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pada setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya, dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan hati. Pengejaran pertumbuhan merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini. Seperti kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program pembangunan di negara-negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang di maksud dengan istilah pertumbuhan ekonomi?
1.2.2 Bagaimana pembagian teori pertumbuhan ekonomi?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari pertumbuhan ekonomi
1.3.2 Untuk mengetahui macam-macam teori yang termasuk teori pertumbuhan ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Suatu Negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di Negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat diukur dengan cara membandingkan, misalnya untuk ukuran nasional, Gross National Product (GNP) tahun yang sedang berjalan dengan tahu sebelumnya. Apabila pendapataan Negara atau GNP suatu negara itu tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga cepat tetapi sebaliknya jika pendapatan suatu negara itu di bawah rata-rata maka pertumbuhan ekonominya juga rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu :
• Faktor sumber daya manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga di pengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
• Faktor sumber daya alam
Sumber daya alam yang di maksud diantaranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut. Faktor ala mini apabila dimanfaatkan dengan baik akan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu Negara.
• Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi
Perkembangan imu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan. Pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efesiensi, kualitas dan kuantitas. Serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan ekonomi.
• Sumber daya modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengelola SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas. Apabila pembangunan ekonomi suatu Negara dapat berjalan dengan pesat maka pertumbuhan ekonominya pun akan mengalami kemajuan yang sangat cepat.
2.2 Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi dibangun berdasarkan pengalaman empiris, sehingga teori dapat dijadikan sebagai dasar untuk memprediksi dan membuat kebijakan. Terdapat beberapa teori yang mengungkapkan tentang konsep pertumbuhan ekonomi. Secara umum teori pertumbuhan ekonomi tersebut sebagai berikut:
2.2.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis
• Werner Sombart (1863-1947)
Masa perekonomian tertutup
Pada masa ini, semua kegiatan manusia hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Individu atau masyarakat bertindak sebagai produsen sekaligus konsumen sehingga tidak terjadi pertukaran barang atau jasa. Masa pererokoniam ini memiliki ciri-ciri:
1. Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan sendiri
2. Setiap individu sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen
3. Belum ada pertukaran barang dan jasa
Masa kerajinan dan pertukangan
Pada masa ini, kebutuhan manusia semakin meningkat, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif akibat perkembangan peradaban. Peningkatan kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi sendiri sehingga diperlukan pembagian kerja yang sesuai dengan keahlian masing-masing. Pembagian kerja ini menimbulkan pertukaran barang dan jasa. Pertukaran barang dan jasa pada masa ini belum didasari oleh tujuan untuk mencari keuntungan, namun semata-mata untuk saling memenuhi kebutuhan. Masa kerajinan dan pertukangan memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
1. Meningkatnya kebutuhan manusia
2. Adanya pembagian tugas sesuai dengan keahlian
3. Timbulnya pertukaran barang dan jasa
4. Pertukaran belum didasari profit motive
Masa kapitalis
Pada masa ini muncul kaum pemilik modal (kapitalis). Dalam menjalankan usahanya kaum kapitalis memerlukan para pekerja (kaum buruh). Produksi yang dilakukan oleh kaum kapitalis tidak lagi hanya sekedar memenuhi kebutuhanya, tetapi sudah bertujuan mencari laba. Werner Sombart membagi masa kapitalis menjadi empat masa sebagai berikut:
1. Tingkat prakapitalis
2. Tingkat kapitalis
3. Tingkat kapitalisme raya
4. Tingkat kapitalisme akhir
• Walt Whiteman Rostow (1916-1979)
W.W.Rostow mengungkapkan teori pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang bejudul The Stages of Economic Growth menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi menjadi 5 (lima) sebagai berikut:
Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
1. Merupakan masyarakat yang mempunyai struktur pekembangan dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas
2. Belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern
3. Terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dapat dicapai
Masyarakat pra kondisi untuk periode lepas landas (the preconditions for take off)
1. Merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang berada dalam proses transisi
2. Sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-fungsi produksi baru, baik di bidang pertanian maupun di bidang industry
Periode Lepas Landas (The take off)
1. Merupakan interval waktu yang diperlukan untuk emndobrak penghalang-penghaang pada pertumbuhan yang berkelanjutan.
2. Kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi diperluas
3. Tingkat investasi yang efektif dan tingkat produksi dapat meningkat
4. Investasi efektif serta tabungan yang bersifat produktif meningkat atau lebih dari jumlah pendapatan nasional
5. Industri-industri baru berkembang dengan cepat dan industri yang sudah ada mengalami ekspansi dengan cepat
Gerak Menuju Kedewasaan (Maturity)
1. Merupakan perkembangan terus menerus daimana perekonoian tumbuh secaa teratur serta lapangan usaha bertambah luas dengan penerapan teknologi modern.
2. Investasi efektif serta tabungan meningkat dari 10 % hingga 20 % dari pendapatan nasional dan investasi ini berlangsung secara cepat.
3. Output dapat melampaui pertamabahn jumlah penduduk
4. Barang-barang yang dulunya diimpor, kini sudah dapat dihasilkan sendiri
5. Tingkat perekonomian menunjukkkan kapasitas bergerak melampau kekuatan industri pad masa take off dengan penerapan teknologi modern
Tingkat Konsumsi Tinggi (high mass consumption)
1. Sektor-sektor industri emrupakan sektor yang memimpin (leading sector) bergerak ke arah produksi barang-barang konsumsi tahan lama dan jasa-jasa
2. Pendapatn riil per kapita selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan
3. Kesempatan kerja penuh sehingga pendapata nasional tinggi
4. Kesempatan kerja penuh sehingga pendapata nasional tinggi.
• Karl Butcher (1847-1930)
Menurut Karl Bucher, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibedakan menjadi empat tingkatan sebagai berikut:
Masa rumah tangga tertutup
Rumah tangga kota
Rumah tangga bangsa
Rumah tangga dunia
• Friedrich List (1789-1846)
Menurut Friendrich List, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi empat tahap sebagai berikut:
Masa berburu dan pengembaraan
Masa beternak dan bertani
Masa bertani dan kerajinan
Masa kerajinan, industri, perdagangan
2.2.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi Joseph Schumpeter
Menurut Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada inovasi dari para pengusaha (wiraswasta). Dalam hal ini, inovasi merupakan penerapan pengetahuan dan teknologi yang baru di dunia usaha. Inovasi memiliki pengaruh sebagai berikut:
Diperkenalkannya teknologi baru
Menimbulkan keuntungan yang lebih tinggi
Menimbulkan imitasi inovasi, yaitu peniruan teknologi baru oleh pengusaha-pengusaha lain yang dapat meningkatkan hasil produksi.
Dalam memahami pemikiran Schumpeter, maka satu poin penting yang harus dipahami adalah konsep creative destruction. Creative destruction pada dasarnya merujuk kepada usaha dalam memecahkan berbagai halangan guna mencapai inovasi dan kemajuan, di mana kemajuan ini kemudian dirujukkan oleh Schumpeter ke dalam pengembangan teknologi itu sendiri. Apabila menuangkan diagram pemikiran Schumpeter, maka baginya siklus ekonomi adalah siklus yang selalu berputar karena dorongan pembangunan dan tidak pernah sampai pada satu titik keseimbangan tertentu. Ekonomi akan bergerak melalui tahap resesi danbooming. Jika inovasi belum membuahkan hasil, ekonomi akan mengalami resesi, sebaliknya jika inovasi sudah berjalan dengan baik, akibat didorong oleh injeksi kapital dari sistem perbankan, ekonomi akan bergerak ke arah optimis. Begitu seterusnya, sehingga sistem ekonomi kapitalis pada dasarnya akan bergerak dari resesi (burst) ke optmisis (boom).
Diagram pemikiran Schumpeter itu kemudian menunjukkan bagaimana uang dan perbankan memiliki peran yang sangat sentral dalam perekonomian. Namun Schumpeter tetap menekankan peran perbankan sebagai faktor pendukung dari kegiatan ekonomi utama yaitu yang bergerak di sektor riil. Schumpeter berusaha mengembangkan ide bagaimana inovasi tidak seharusnya berkembang pada sektor finansial, hal ini disebabkan inovasi serta pembangunan pada sektor finansial hanya mengandalkan spekulasi-spekulasi yang dapat menjatuhkan serta menghancurkan perekonomian itu sendiri. Apabila sektor finansial mengalami kehancuran, maka dampaknya akan terasa secara langsung oleh sektor riil karena inovasi-inovasi yang membutuhkan suntikan dana dari perbankan akan terhambat, sehingga perekonomian pun akan merasakan dampaknya.
2.2.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrod Dan Domar
Teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar merupakan teori pertumbuhan yang berdasarkan pada pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju, teori itu merupakan perkembangan langsung teori ekonomi makro Keynes yang merupakan teori jangka pendek yang kemudian menjadi teori jangka panjang. Pada model Harrod-Domar peranan investasi sangat penting. Dalam jangka panjang investasi mempunyai pengaruh ganda. Di satu sisi investasi mempengaruhi permintaan agregat di sisi lain investasi juga mempengaruhi kapasitas produksi nasional dengan menambahkan stok modal yang tersedia. Harrod menyimpulkan agar suatu ekonomi nasional selalu tumbuh dengan kapasitas produksi penuh yang disebutnya sebagai pertumbuhan ekonomi yang mantap (steady-state growth), efek permintaan yang ditimbulkan dari penambahan investasi harus selalu diimbangi oleh efek penawarannya tanpa terkecuali. Tetapi investasi dilakukan oleh pengusaha yang mempunyai pengharapan yang tidak selalu sama dari waktu ke waktu, karena itu keseimbangan ekonomi jangka panjang yang mantap hanya dapat dicapai secara mantap pula apabila pengharapan para pengusaha stabil dan kemungkinan terjadinya hal itu sangat kecil, seperti yang dikemukakan oleh Joan Robinson (golden age).
Teori pertumbuhan ekonomi Domar hampir mirip dengan teori Harrod walaupun ada beberapa perbedaan yang mendasar pula antara kedua teori itu. Perbedaan itu khususnya menyangkut mengenai tiadanya fungsi investasi pada model Domar, sehingga investasi yang sebenarnya tidak ditentukan di dalam teorinya. Karena itu kesulitan pencapaian keseimbangan ekonomi jangka panjang yang mantap bagi Harrod, disebabkan oleh sulitnya kesamaan v dan vr atau laju pertumbuhan yang disyaratkan dengan laju pertumbuhan natural, sedang bagi Domar kesulitan itu timbul karena adanya kecenderungan masyarakat untuk melakukan investasi yang relatif terlalu rendah (underinvestment).
Dalam konsep ICOR, investasi adalah total dari pembentukan modal tetap dan stok barang yang terdiri atas gedung, mesin dan perlengkapan, kendaraan, stok bahan baku dan sebagainya. Nilai dalam investasi terdiri dari :
Pembelian barang modal baru
Pembuatan/perbaikan besar barang yang sifatnya menambah umur atau meningkatkan kemampuan
Penjualan barang modal bekas
Perubahan stok
Konsep COR ada 2, yaitu average capital-output ratio (ACOR) dan incremental capital-output ratio (lCOR). ACOR menunjukkan hubungan antara stok modal yang ada dan aliran output lancar yang dihasilkan. ICOR menunjukkan; perbandingan antara kenaikan tertentu pada stok modal (delta K) dan kenaikan Output atau pendapatan (delta Y). Besamya COR tergantung pada teknik produksi yang digunakan. Pada sektor yang teknik produksinya bersifat padat modal, COR-nya akan tinggi. Sebaliknya, sektor dengan teknik produksi padat karya, COR-nya akan rendah. Sektor-sektor seperti transportasi, telekomunikasi, perhubungan, perumahan, dan industri barang modal akan mempunyai COR sektoral yang relatif tinggi. Nilai COR yang tinggi pada sektor-sektor tersebut disebabkan oleh modal besar yang dibutuhkan untuk menghasilkan setiap output yang diinginkan. Dengan kata lain, sektor-sektor tersebut merupakan sektor yang menggunakan teknik produksi yang bersifat lebih padat modal dibandingkan sektor-sektor lainnya.
2.2.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik
Sebagai suatu perluasan dari Teori Keynes, teori Harrod-Domar melihat persoalan pertumbuhan itu dari segi permintaan. Pertumbuhan ekonomi hanya akan berlaku apabila pengeluaran agregat -- melalui kenaikan investasi -- bertambah secara terus–menerus pada tingkat pertumbuhan yang ditentukan (tingkat pertumbuhan itu dinamakan tingkat pertumbuhan yang perlu dijamin atau warranted rate of growth). Teori pertumbuhan Neo Klasik melihat dari sudut pandangan yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow -- seorang akademisi yang pernah mengajar di MIT dan juga seorang pemenang hadiah nobel -- pertumbuhan ekonomi bergantung kepada perkembangan faktor – faktor produksi.
Sumbangan terpenting dari Teori Pertumbuhan Neo-Klasik bukanlah dalam menunjukkan faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi kemungkinan menggunakan teori tersebut untuk mengadakan penyelidikan empiris untuk menentukan peranan sebenarnya dari berbagai faktor dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dalam penyelidikan mereka Abramovits dan Solow menunjukkan pertumbuhan ekonomi Amerika terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi; diantara 80 hingga 90 persen dari pertumbuhan ekonomi Amerika diantara pertengahan Abad XIX dan XX disebabkan oleh perkembangan teknologi.
Setelah itu beberapa ahli ekonomi lain melakukan penyelidikan yang sama sifatnya. Salah satu studi yang terkenal adalah yang dilakukan oleh Denison, yang menganalisis factor yang mengakibatkan perkembangan di Negara maju diantara tahun 1950-1962. Kesimpulan studi tersebut adalah : pertambahan barang – banarang modal hanya menciptakan 25 persen dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, 18 persen dari pertumbuhan ekonomi di eropa Barat dan 21 persen dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Inggris.
Mazhab Neo-Klasik
Teori-teori yang dikembangkan oleh marx dan engels mendapat banyak tanggapan dari pakar-pakar ekonomi, Baik dari kaum sosialis maupun dari pendukug sistem liberalkapitalisme. Pemikiran-pemikiran ekonomi dari para pakar pendukung system liberal ini kemudian dimasukkan kedalam suatu kelompok pemikiran ekonomi tersendiri yang disebut mazhab neo-klasik.
Karena analisis yang dibuat marx untuk meramal kejatuhan system kapitalis bertitik tolak dari teori nilai kerja dan tingkat upah,maka para pakarar neo klasik mempelajari teori-teori tersebut secara mendalam.dari sekian banyak pakar-pakar neo klasik .paling kurang ada empat orang yang melakukan penelitia tentang hal yang sama,yaitu W.stanley jesons(1835-1882)Leon walras (1837-1910),carl menger (1840-1921) dan Alfred marshall(1842-1942).
Walaupun mereka melakukan peneliian secara terpisah, tetapi dari hasil penelitian masing-masing mereka mengemukakan tentang hal yang sama:bahwa teori nilai lebih(surplus value) marx tidak mampu menjelaskan secara tepat tentang nilai komoditas.teori marx tersebut tidak memberikan sumbangan apa-apa dalam perkembangan teori ekonomi dank arena itu dapat diabaikan.
Pendekatan Marjinal
Beberapa penulis ekonomi menyebut apa yang sudah dilakukan oleh para pakar ekonomi neo-klasik tersebut sebagai marginal revolution, sebab telah ditemukan suatu analisis baru yaitu pendekatan marginal.analisis marginal pada intinya pengaplikasian kulkulus diferensial terhadap tingkah laku konsumen dan prudusen serta penentuan harga-harga dipasar. Sejak terjadinya marginal revolution trsebut pembahasn ekonomi semakin bersifat mikro
Konsep marginal ini sering diakui sebagai kontribusi utama dari aliran atau mazhab Austria.tetapi jika ditelusuri kebelakang ternyata teori ini telah cukup lama dikembangkan oleh pengarang terdahulu, tepatnya oleh Heindrich Gossen telah lama menggunakan konsep marginal dalam menjelaskan kepuasan atau kaidah (utility) dari pengkonsumsian sejenis barang. Menurut Gossen faedah tambahan (marginal utility) dari pengkonsumsian suatu macam barang akan semakin turun jika barang yang sama dikonsumsi semakin banyak. Pernyataan ini kemudian dijadikan semacam dalil , dan lebih dikenal sebagai “ hukum Gossen pertama”. Dalam hukum Gossen kedua menjelaskan bahwa sumber daya dan dana yang tersedia selalu terbatas secara relative untuk memenuhi bebagai kebutuhan yang relative tak terbatas adanya.
Dengan adanya kendala ini maka kepuasaan maksimum yang bisa diperoleh sesuai dengan keterbatasan sumber daya dan dana tersebut terjadi pada saat faedah marginal sama untuk tiap barang yang dikonsumsi dengan syarat semua sumber daya dan dana terpakai habis seluruhnya. Pada teori Gossen tersebut tidak mendapat perhatian dari para pakar ekonomi.
2.2.5 Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
Teori pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith
“An Inquiry into the nature and causes of the wealth of the nation”, teorinya yang dibuat dengan teori the invisible hands (Teori tangan-tangan gaib). Teori Pertumbuhan ekonomi Adam Smith ditandai oleh dua faktor yang saling berkaitan :
Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan output total
Pertumbuhan output yang akan dicapai dipengaruhi oleh 3 komponen berikut ini:
Sumber-sumber alam
Tenaga kerja (pertumbuhan penduduk
Jumlah persediaan
Teori pertumbuhan ekonomi David Ricardo dan T.R Malthus
Menurut David Ricardo faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar hingga menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Pendapat Ricardo ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus, menyatakan bahwa makanan (hasil produksi) akan bertambah menurut deret hitung (satu, dua, dan seterusnya). Sedangkan penduduk akan bertambah menurut deret ukur (satu, dua, empat , delapan, enam belas, dan seterusnya) sehingga pada saat perekonomian akan berada pada taraf subisten atau kemandegan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Suatu Negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di Negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak pada kehidupan penduduk suatu negara. Semuanya ini berpengaruh pada kesejahteraan rakyat banyak. Oleh karena itu negara terus memajukan pendapatan negara dengan menaikkan harga-harga kebutuhan pokok seperti minya yang katanya bisa menjadikan lebih baik tingkat perekonomian kita.
3.2 Saran
Adanya ketidakstabilan social, politik maupun ekonomi bagi suatu Negara khususnya Negara berkembang dapat mengahalangi pertumbuhan ekonomi Negara tersebut. Sehingga apabila menginginkan pertumbuhan suatu Negara yang pesat maka diperlukan pamanuhan dari factor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan juga peningkatan dalam hal pembangunan ekonomi.
No comments:
Post a Comment