2.1 Tujuan-tujuan dari kebijakan Moneter
Enam tujuan dasar yang secara terus menerus disebutkan oleh pejabat di Federal Reserve dan Bank sentral lain ketika mereka membahas tujuan kebijakan moneter : (1) Penyediaan lapangan kerja yang tinggi (2) Pertumbuhan ekonomi (3) Stabilitas harga (4) Stabilitas suku bunga (5) Stabilitas pasar keuangan dan (6) Stabilitas di pasar valuta asing.
2.1.1 Penyediaan lapangan kerja yang tinggi (high employment)
Employment Act di tahun 1846 dan full employment dan Balanced Growth Act di tahun 1978 (lebih umum disebut sebagai Humphrey-Hawkins Act) menunjukkan komitemen pemerintah AS untuk mempromosikan high employment yang konsisten dengan sebuah tingkat harga yang stabil.
Penyediaan lapangan kerja yang tinggi merupakan tujuan bernilai karena dua alasan utama : (1) situasi alternatifnya – pengangguran tinggi – menyebabkan penderitaan manusia, dengan keluarga akan mengalami stres finansial, hilangnya self-respect personal, dan peningkatan dalam tingkat kejahatan (meski kesimpulan yang terakhir ini masih kontroversia), dan (2) ketika pengangguran tinggi, perekonomian mempunyai pekerja menganggur maupun dan sumber daya menganggur (SDM tak terpakai) melainkan juga memiliki (parbrik yang ditutup dan peralatan yang tidak dipakai), menghasilkan kerugian output (GDP yang lebih rendah).
Meski sudah jelas bahwa penyediaan lapangan kerja yang tinggi sangat diinginkan. Bisa dikatakan bahwa perekonomian berada pada tingkat penyediaan lapangan kerja penuh (full employment), pertama, hal tersebut mungkin tampak bahwa tingkat penyediaan lapangan kerja penuh adalah suatu titik dimana tidak ada pekerja yang keluar dari pekerjaan-yakni, ketika pengangguran mencapai nilai nol. Tapi definisi ini mengabaikan fakta bahwa pengangguran tertentu yang disebut pengangguran friksional yang melibatkan pencarian oleh para pekerja dan perusahaan untuk menemukan kecocokan yang sesuai, sangatlah menguntungkan bagi perekonomian. Misalnya, seorang pekerja yang memutuskan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik bisa jadi akan menganggur untuk sementara selama mencari pekerjaan baru. Para pekerja seringkali memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan mereka sementara dalam rangka mengejar aktivitas lainnya (memiliki keluarga, melakukan perjalanan, kembali ke sekolah) dan ketika mereka memutuskan untuk kembali masuk ke dalam pasar kerja, mungkin akan membutuhkan beberapa waktu bagi mereka untuk menemukan pekerjaan yang tepat. Keuntungak dari memiliki sejumlah pengangguran serupa dengan keuntungan memiliki Vacancy Rate Nonzero di dalam pasar untuk sewa apartemen. Seperti yang diketahui oleh mereka yang mencari apartemen, ketika Vacancy rate di bawah pasar sewa terlalu rendah, maka akan memiliki kesulitan menemukan apartemen yang bagus.
Alasan lain bahwa pengangguran tidaklah nol ketika perekonomian sedang berada dalam tingkat penyediaan lapangan pekerjaan penuh adalah pengangguran struktural, yaitu ketidaksesuaian antara permintaan pekerjaan dan keahlian atau ketersediaan pekerja lokal. Jelasnya, jenis pengangguran ini tidaklah diinginkan. Meskipun demikian, itu merupakan sesuatu yang sedikit dapat dilakukan oleh kebijakan moneter.
Tujuan untuk penyediaan lapangan kerja yang tinggi bukan merupakan tingkat pengangguran nol melainkan di atas nol yang konsisten dengan penyediaan lapangan kerja yang tinggi dimana permintaan untuk tenaga kerja akan sama dengan penawarannya. Tingkat ini disebut sebagai tingkat pengangguran alamiah.
Meski definisi ini tampak rapi dan otoritatif, hal ini meninggalkan sejumlah pertanyaan sulit dan tidak terjawab, yakni berapa tingkat pengangguran yang konsisten dengan penyediaan lapangan kerja penuh? Di satu sisi, dalam beberapa kasus, sudah jelas bahwa tingkat pengangguran terlalu tinggi: tingkat pengangguran mengalami kelebihan 20 % selama depresi besar, misalnya, jelas terlalu tinggi. Di awal tahun 1960an, di sisi lain para pembuat kebijakan menganggap bahwa sebuah tujuan yang wajar adalah sekitar 4 %, sebuah tingkat yang mungkin terlalu rendah, karena hal ini dapat mengarah pada mempercepat inflasi. Estimasi saat ini terhadap tingkat pengangguran alamiah adalah antara 4,5% dan 6%, tapi bahkan estimasi ini dibatasi oleh ketidakpastian. Selain itu, akan mungkin bahwa kebijakan pemerintah yang tepat, seperti penyediaan informasi yang lebih baik mengenai job vacancy (lowongan pekerjaan) atau program pelatihan (program job training) dapat menurunkan tingkat pengangguran alamiah.
2.1.2 Pertumbuhan ekonomi (economic growth)
Tujuan pertumbuhan ekonomi yang stabil berkaitan erat dengan tujuan penyediaan lapangan kerja yang tinggi karena dunia usaha lebih mungkin menginvestasikan pada peralatan modal untuk meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi ketika pengangguran rendah. Sebaliknya, jika pengangguran tinggi dan pabrik-pabrik tidak digunakan, kondisi ini tidak mendanai suatu perusahaan untuk berinvetasi dalam pabrik-pabrik dan peralatan tambahan. Meskipun kedua tujuan ini berkaitan erat, kebijakan dapat secara khusus ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan secara langsung mendorong perusahaan untuk berinvestasi atau dengan mendorong orang-orang untuk menabung berhemat, yang akan memberikan lebih banyak dana bagi perusahaan untuk berinvestasi. Pada kenyataannya ini merupakan tujuan yang dinyatakan dari kebijakan ekonomi sisi-penawaran yang dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan insentif pajak bagi dunia usaha untuk berinvestasi dalam fasilitas dan perlengkapan dan bagi para pembayar pajak untuk menabung lebih banyak. Terdapat pula perdebatan yang aktif mengenai apa peran kebijakan moneter dalam mendorong perekonomian.
2.1.3 Stabilitas harga
Selama beberapa dekade terakhir, para pembuat kebijakan di Amerika Serikat telah semakin menyadari biaya sosial dan ekonomi dari inflasi dan lebih peduli dengan sebuah tingkat harga yang stabil sebagai sebuah tujuan dari kebijakan ekonomi. Memang, stabilitas harga semakin banyak dipandang sebagai tujuan yang paling penting untuk kebijakan moneter. Stabilitas harga sangat disukai karena sebuah tingkat harga yang meningkat (inflasi) menciptakan ketidakpastian dalam perekonomian, dan ketidakpastian ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Misalnya, ketika tingkat harga keseluruhan mengalami perubahan, informasi yang disampaikan oleh harga barang dan jasa menjadi lebih sluit untuk di interpretasikan, yang semakin mempersulit pengambilan keputusan bagi konsumen, bisnis dan dan pemerintah. Tidak hanya survei opini publik yang mengindikasikan bahwa publik sangatla tidak ramah terhadap inflasi tapi semakin banyak bukti yang menyatakan bahwa inflasi mengarah pada pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah. Contoh yang paling ekstrim dari harga-harga tidak stabil adalah ketika hiperinflasi, seperti yang dialami Argentina, Brazil dan Rusia di masa lalu. Banyak ahli ekonomi menghubungkan pertumbuhan yang lebih lambat dalam negara-negara ini dengan permasalahan hiperinflasi mereka.
Inflasi juga mempersulit perencanaan untuk masa depan. Sebagai contoh, akan lebih sulit untuk memutuskan berapa banyak dana yang harus dikesampingkan untuk biaya pendidikan anak dalam sebuah lingkungan yang mengalami inflasi. Inflasi juga dapat menghambat jaringan sosial sebuah negara : konflik dapat terjadi, karena tiap kelompok dalam masyarakan bisa berkompetisi dengan kelompok lain untuk memastikan bahwa pendapatannya sebanding dengan kenaikan tingkat harga.
2.1.4 Stabilitas Suku Bunga
Stabilitas suku bunga diinginkan karena fluktuasi dalam suku bunga dapat menciptakan ketidakpastian di dalam perekonomian dan menyulitkan untuk perencanaan di masa depan. Fluktuasi suku bunga yang memengaruhi keinginan konsumen untuk membeli rumah misalnya, membuatnya lebih sulit bagi konsumen untuk memutuskan kapan membeli rumah dan bagi perusahaan konstruksi merencanakan bagaimana rumah-rumah dibangun. Bank sentral juga mungkin ingin mengurangi pergerakan suku bunga ke atas.
2.1.5 Stabilitas pasar keuangan
Dengan semakin pentingnya perdagangan internasional bagi perekonomian AS, nilai dolar relatif terhadap mata uang lain telah menjadi pertimbangan utama bagi the Fed. Sebuah kenaikan dalam nilai dolar akan membuat industri Amerika menjadi kurang kompetitif dengan perusahaan lain di luar negeri, dan penurunan nilai dollar akan menstimulasi inflasi di Amerika Serikat. Selain itu, mencegah perubahan yang besar dalam nilai dolar akan membuatnya lebih mudah bagi perusahaan dan individual yang membeli atau menjual barang-barang ke luar negeri untuk merencanakan ini sebelumnya. Menstabilkan gerakan ekstrim dalam nilai dollar di pasar foreign exchange ini karenanya dipandang sebagai sebuah tujuan kebijakan moneter yang pantas. Di negara-negara lain, yang bahkan lebih tergantung pada perdagangan asing, stabilitas dalam pasar valutas asing menjadi hal yang lebi penting lagi.
2.1.6 Stabilitas di pasar valuta asing
Dengan semakin pentingnya perdagangan internasional bagi perekonomian AS, nilai dolar relatif terhadap mata uang lain telah menjadi pertimbangan utama bagi the Fed. Kenaikan dalam nilai dolar akan membuat industri – industri Amerika menjadi kurang kompetitif dengan perusahaan lain di luar negeri, dan penurunan nilai dolar akan menstimulasi inflasi di Amerika Serikat. Selain itu, mencegah perubahan yang besar dalam nilai dolar akan membuatnya lebih mudah bagi perusahaan dan individual yang membeli atau menjual barang-barang ke luar negeri untuk merencanakan ini sebelumnya. Stabilisasi pergerakan- pergerakan yang ekstrim dalam nilai dolar di pasar valuta asing ini karenanya dipandang sebagai sebuah tujuan kebijakan moneter yang pantas. Di negara-negara lain, yang bahkan lebih bergantung pada perdagangan asing, stabilitas dalam pasar valuta asing mempunyai tingkat kepentingan yang lebih tinggi.
• Konflik antar Tujuan
Meski kebanyakan tujuan yang disebutkan diatas konsisten dengan satu sama lain – Penyediaan lapangan kerja yang tinggi (high employment) dengan pertumbuhan ekonomi, stabilitas suku bunga dengan stabilitas pasar keuangan – hal ini tidak selalu terjadi. Tujuan stabilitas harga seringkali berkonflik dengan tujuan stabilitas suku bunga dan Penyediaan lapangan kerja yang tinggi dalam jangka pendek (tapi mungkin tidak dalam jangka panjang). Sebagai contoh, ketika perekonomian semakin meluas dan pengangguran mengalami penurunan, baik inflasi dan suku bunga bisa jadi akan mulai mengalami kenaikan. Jika bank sentral berusaha untuk mencegah sebuah kenaikan dalam suku bunga, hal ini dapat menyebabkan perekonomian memanas dan menstimulasi inflasi. Tapi jika bank sentral menaikkan suku bunga untuk mencegah inflasi, dalam jangka pendek, unemployment akan dapat meningkat. Konflik antar tujuan dapat memberikan pilihan-pilihan sulit bagi bank sentral seperti Federal Reserve. Kembali ke isu mengenai bagaimana bank sentral harus memilih tujuan-tujuan yang berkonflik di bab-bab selanjutnya ketika memeriksa bagaimana kebijakan moneter dapat mempengaruhi perekonomian.
No comments:
Post a Comment