Thursday, 28 July 2016

Strategi Bank Sentral dalam Penggunaan Target dan Memilih Target

2.2.1 Penggunaan Target
Permasalahan bank sentral adalah bahwa mereka ingin mencapai tujuan-tujuan tertentu,seperti misalnya stabilitas harga dengan Penyediaan lapangan kerja yang tinggi  (high employment), tapi mereka tidak ingin secara langsung mempengaruhi tujuan tersebut. Mereka memiliki set alat untuk digunakan (operasi pasar terbuka, perubahan dalam suku bunga diskonto, dan perubahan dalam kebijakan cadangan) yang bisa mempengaruhi tujuan secara tidak langsung setelah beberapa waktu (biasanya setelah lebih dari setahun). Jika bank sentral menunggu untuk melihat berapa tingkat harga dan tingkat pekerja satu tahun kemudian, maka akan sudah terlambat untuk membuat koreksi apapun terhadap kebijakannya – kesalahan tidak akan dapat dibalikkan.
Semua bank sentral mengejar strategi yang berbeda untuk melakukan kebijakan moneter dengan menujukan pada variabel-variabel yang berada antara alat-alat yang dimiliki dan pencapaian tujuan-tujuannya. Strategi ini adalah sebagai berikut: Setelah memutuskan tujuan-tujuannya untuk pekerja dan tingkat harga, bank sentral memilih serangkaian variabel untuk dituju, disebut target antara (intermediate targets), seperti misalnya agregat moneter (M1, M2 atau M3) atau suku bunga (berjangka pendek atau berjangka panjang), yang memiliki pengaruh langsung terhadap tingkat pekerja dan tingkat harga. Meski demikian, bahkan target antara (intermediate targets) ini tidak secara langsung mempengaruhi alat-alat kebijakan bank sentral. Oleh karenanya, bank sentral memilih set variabel lain untuk dituju, disebut target operasi (operating targets), atau juga target instrumen (instrument targets), seperti misalnya cadangan agregat (cadangan, non-dipinjam cadangan, basis  moneter atau nonborrowed dasar) atau suku bunga (suku bunga federal funds atau Treasury bill rate) yang lebih responsif terhadap alat kebijakannya. (Ingatlah bahwa  cadangan nonborrowed adalah total cadangan dikurangi cadangan pinjaman, yang merupakan jumlah pinjaman diskonto; nonborrowed base adalah basis moneter dikurangi cadangan pinjaman; dan suku bunga federal funds  adalah suku bunga dalam dana yang dipinjamkan overnight antar bank-bank).
Bank sentral menggunakan strategi ini karena akan lebih mudah untuk mencapai tujuan dengan mengarahkan pada target dibandingkan dengan mengarah pada tujuan secara langsung. Secara spesifik, dengan menggunakan intermediate dan operating targets, bank sentral dapat lebih cepat dalam menilai apakah kebijakan-kebijakan sudah berada di jalan yang benar, dan bukannya hanya menunggu hingga bisa melihat hasil akhir dari kebijakannya terhadap tingkat pekerja dan level harga.


Sebagai analogi, NASA menggunakan strategi menggunakan target ketika mereka berusaha untuk mengirimkan sebuah pesawat ulang alik ke bulan. Mereka akan mengecek untuk melihat apakah pesawat ini diposisikan dengan benar ketika pesawat meninggalkan atmosfir ( hal ini sebagai “ target operasi” (operating target)NASA). Jika pesawat ini berada diluar jalur pada tahapan ini, para insinyur NASA akan menyesuaikan mesin pendorongannya (sebuah alat kebijakan) untuk bisa kembali ke targetnya. NASA dapat mengecek kembali posisi pesawat ini ketika sudah setengah jalan menuju bulan (“target antara (Intermediate target)” NASA) dan dapat memberikan koreksi lain jika memang diperlukan.
Strategi bank sentral juga bekerja dalam cara yang sama. Seandainya tujuan tingkat pekerja dan tingkat harga bank sentral ini konsisten dengan sebuah tingkat pertumbuhan GDP nominal 5%. Jika bank sentral merasa bahwa tingkat pertumbuhan GDP nominal 5% akan dapat dicapai oleh sebuah tingkat pertumbuhan 4% untuk M2 (intermediate targetnya), yang kemudian akan diacapai oleh sebuah tingkat pertumbuhan 3,5% untuk basis moneter (operating targetnya), maka bank sentral akan melaksanakan operasi pasar terbuka (alatnya) untuk mencapai pertumbuhan 3,5% dalam basis moneter. Setelah mengimplementasikan kebijakan ini, bank sentral dapat menemukan bahwa basis moneter tumbuh terlalu lambat, katakanlah pada tingkat 2%; kemudian, mereka dapat mengoreksi pertumbuhan yang lambat ini dengan meningkatkan jumlah pembelian pasar terbuka. Di suatu waktu kemudian, bank sentra akanmulai melihat bagaimana kebijakan ini mempengaruhi tingkat pertumbuhan uang beredar. Jika M2 mengalami pertumbuhan terlalu cepat, katakanlah pada tingkat 7%, maka bank sentral bisa memutuskan untuk mengurangi pembelian pasar terbuka atau membuat penjualan pasar terbuka untuk mengurangi tingkat pertumbuhan M2.
Salah satu cara memikirkan strategi ini adalah bahwa bank sentral menggunakan operating dan intermediate targetnya untuk mengarahkan kebijakan moneter (pesawat ulang alik) menuju pencapaian tujuannya. Setelah pengaturan awal dari alat-alat kebijakan (tinggal landas), sebuah operating target seperti misalnya basis moneter, yang dapat dikontrol oleh bank sentral secara langsung, digunakan untuk melakukan riset pada alat-alat kebijakan sehingga kebijakan moneter disalurkan untuk mencapai target antara  di tingkat pertumbuhan uang beredar tertentu. Koreksi di pertengahan jalan dalam alat-alat kebijakan ini dapat dibuat sekali lagi ketika bank sentral melihat apa yang terjadi terhadap intermediate targetnya, sehingga mengarahkan kebijakan moneter agar bisa mencapai tujuannya dalam hal Penyediaan lapangan kerja yang tinggi dan stabilitas harga (pesawat ulang alik meluncurkan satelit di orbit yang sesuai).

2.2.2 Memilih Target


Terdapat dua tipe variabel target yang berbeda: suku bunga dan agregat (agregat moneter dan agregat reserve). Dalam contoh, bank sentral memilih tingkat pertumbuhan 4% untuk M2 dalam mencapai tingkat pertumbuhan 5% untuk GDP nominal. Mereka bisa saja memilih untuk menurunkan suku bunga dalam Treasury bills tiga-bulan menjadi, katakanlah 3% untuk mencapai tujuan yang sama. Bank sentral tidak bisa memilih untuk mengejar target-target pada waktu yang bersamaan. Aplikasi analisa penawaran dan permintaan dalam pasar uang seperti yang telah diketahui  mengapa bank sentral harus memilih yang satu dibanding yang lainnya.
Pertama-tama melihat mengapa sebuah target agregat moneter melibatkan kehilangan kontrol atas suku bunga. Sebuah diagram penawaran dan permintaan untuk pasar uang. Meskipun bank sentral mengharapkan kurva permintaan untuk uang berada di Md*, hal ini berfluktuasi dantara Md’ dan Mdn karena adanya peningkatan atau penurunan yang tidak diharapkan (unexpected) dalam output atau perubahan dalam level harga. Kurva permintaan uang juga dapat bergeser karena preferensi publik mengenai menahan obligasi versus uang dapat mengalami perubahan. Jika agregat moneter bank sentral menarget pada sebuah tingkat pertumbuhan 4% dalam M2 menghasilkan sebuah uang beredar M*, hal ini mengekspektasikan suku bunga akan i*. Meski demikian, seperti yang diindikasikan oleh angka, fluktuasi dalam kurva permintaan uang antara Md’ dan Md” akan menghasilkan sebuah suku bunga yang berfluktuasi antara i’ dan i”. Mengejar sebuah target agregat moneter mengimplikasikan bahwa suku bunga akan berfluktuasi.
 Diagram penawaran dan permintaan menunjukkan konsekuensi sebuah target yang ditentukan pada suku bunga i*. Sekali lagi, bank sentral mengharapkan kurva permintaan uang untuk berada pada Md*, tapi hal ini berfluktuasi antara Md’ dan Md” karena adanya perubahan yang tidak diharapkan dalam output, tingkat harga atau preferensi publik terhadap menahan uang (holding money). Jika kurva permintaan turun drastis pada Md’, suku bunga akan mulai turun drastis dibawah i*, dan harga obligasi akan naik. Dengan sebuah target suku bunga, bank sentral akan mencegah suku bunga untuk mengalami penurunan dengan jalan menjual obligasi untuk menggerakkan harga mereka ke bawah dan suku bunga kembali naik ke level sebelumnya. Bank sentral akan membuat penjualan pasar terbuka (open market sales) hingga uang beredar mengalami penurunan ke Ms’, dimana suku bunga ekuilibrium sekali lagi berada pada i*. Sebaliknya, jika kurva permintaan mengalami kenaikan ke Md” dan mengerek naik suku bunga, bank sentral akan menjaga agar suku bunga tidak naik lebih jauh dengan jalan membeli obligasi untuk menjaga agar harganya tidak jatuh. Bank sentral akan membuat pembelian pasar terbuka (open market purchases) hingga money supply naik ke Ms” dan suku bunga ekuilibrium adalah i*. Kelekatan bank sentral pada target suku bunga mengarah pada penawaran uang berfluktuasi serta fluktuasi dalam cadangan agregat seperti misalnya basis moneter.
Kesimpulan dari analisa penawaran dan permintaan adalah bawha target agregat moneter dan suku bunga tidaklah kompatibel: Sebuah bank sentral bisa menembak satu target atau yang lainnya, tapi tidak keduanya. Karena sebuah pilihan antara kedua target ini harus dibuat, kita perlu memeriksa kriteria apa yang harus digunakan untuk memutuskan variabel target.
2.2.3 Kriteria untuk Memilih Target Menengah
Rasionalitas dibalik strategi bank sentral dalam menggunakan target menyatakan tiga kriteria untuk memilih sebuah target menengah: Hal ini harus dapat diukur (measurable), harus pula dapat dikontrol (controllable) oleh bank sentral, dan hal ini harus bisa memberikan pengaruh yang dapat diprediksikan terhadap tujuan.
•    Ukuran
Pengukuran yang cepat dan akurat terhadap variabel target menengah sangatlah diperlukan, karena target menengah akan sangat berguna hanya jika hal ini memberikan sinyal dengan cepat ketika kebijakan sudah menyimpang dari jalur. Manfaat yang diberikannya bagi bank sentral yang berencana untuk menembak sebuah level pertumbuhan 4% untuk M2 jika mereka tidak memiliki cara yang cepat dan akurat dalam mengukur M2? Data dalam agregat moneter diperoleh setelah sebuah penundaan dua minggu, dan data suku bung sudah tersedia. Data dalam sebuah variabel seperti GDP yang berfungsi sebagai sebuah tujuan, sebaliknya, disusun secara kuartal dan disediakan dengan penundaan satu bulan. Selain itu, data GDP kurang akurat dibandingkan dengan data agregat moneter atau suku bunga. Dalam basis ini saja, memfokuskan pada suku bunga dan agergat moneter sebagai intermediate target dan bukannya pada sebuah tujuan seperti GDP dapat memberikan sinyal yang lebih jelas mengenai status kebijakan bank sentral.
Pada pandangan pertama, suku bunga tampaknya dapat lebih mudah diukur dibandingkan agregat moneter dan karenanya lebih berguna sebagai intermediate target. Tidak hanya data-data dalam suku bunga bisa tersedia secara lebih cepat dibandingkan dengan agregat moneter, tapi mereka juga dapat diukur dengan lebih akurat dan lebih jarang direvisi, berkebalikan dengan agregat moneter, yang merupakan subyek sejumlah besar revisi (Meski demikian, seperti suku bunga yang dihitung dengan cepat dan diukur, suku bunga nominal, biasanya merupakan sebuah perhitungan buruk terhadap real cost borrowing, yang mengindikasikan dengan lebih pasti tentang apa yang akan terjadi pada GDP. Real cost borrowing ini dihitung lebih akurat dengan suku bunga riil – suku bunga disesuaikan untuk expected inflation (ir=i-πe). Sayangnya, suku bunga riil ini sangat sulit untuk dihitung, karena kita tidak memiliki cara yang langsung untuk mengukur expected inflation. Karena suku bunga dan agregat moneter memiliki permasalahan dalam perhitungan/measurability, masih tidak jelas apakah salah satu diantara keduanya harus dipilih sebagai intermediate target jika dibandingkan dengan yang lainnya.
•    Pengontrolan
Sebuah bank sentral harus dapat melaksanakan kontrol yang efektif terhadap sebuah variabel jika mereka ingin berfungsi sebagai sebuah target yang berguna. Jika bank sentral tidak dapat mengontrol sebuah intermediate target, mengetahui bahwa target sudah menyimpang dari jalurnya tidak akan banyak berguna, karena bank sentral tidak memiliki cara untuk bisa mengembalikan target kembali ke jalurnya. Beberapa ahli ekonomi telah menyatakan bahwa GDP nominal harus digunakan sebagai sebuah intermediate target, tapi karena bank sentral hanya memiliki sedikit kontrol langsung terhadap GDP nominal, hal ini tidak akan dapat memberikan lebih banyak panduan mengenai bagaimana the Fed harus menentukan alat kebijakannya. Sebuah bank sentral memiliki sejumlah besar kontrol terhadap agregat moneter dan suku bunga.
Pembahasan kami mengenai proses uang beredar dan alat kebijakan bank sentral mengindikasikan bahwa sebuah bank sentral tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan sebuah efek yang kuat terhadap uang beredar, meski kontrolnya tidak sempurna. Kita juga telah melihat bahwa operasi pasar terbuka (open market operations) dapat digunakan untuk menentukan suku bunga dengan jalan secara langsung mempengaruhi harga obligasi. Karena sebuah bank sentral dapat menentukan suku bunga secara langsung, dimana mereka tidak dapat sepenuhnya mengontrol uang beredar, akan tampak bahwa suku bunga mendominasi agregat moneter dalam hal kriteria controllability. Meski demikian, sebuah bank sentral tidak dapat menentukan suku bunga riil, karena mereka tidak memiliki kontrol atas over expectation inflasi. Jadi, sekali lagi, sebuah kasus yang jelas tidak bisa dikatakan bahwa suku bunga lebih disukai dibandingkan agregat moneter sebagai sebuah intermediate target ataupun sebaliknya.
•    Pengaruh yang Dapat Diprediksikan terhadap Tujuan
Karakteristik yang paling penting dan harus dimiliki oleh sebuah variabel untuk bisa menjadi sebuah intermediate yang berguna adalah bahwa variabel ini harus memiliki dampak yang dapat diprediksikan terhadap sebuah tujuan. Jika sebuah bank sentral dapat secara akurat dan cepat menghitung harga teh di Cina dan dapat sepenuhnya mengontrol harganya, Bank sentral tidak dapat menggunakan harga teh di Cina untuk mempengaruhi pengangguran atau level harga di negaranya. Karena kemampuan untuk mempengaruhi tujuan ini sangatlah kritis bagi manfaat sebuah variabel intermediate-target, keterkaitan uang beredar dan suku bunga dengan tujuan – output, pekerja, dan level harga – adalah masalah yang masih banyak diperdebatkan. Bukti mengenai apakah tujuan-tujuan ini memiliki hubungan yang lebih dekat (lebih dapat diprediksikan) dengan uang beredar dibandingkan dengan suku bunga.

2.2.4 Kriteria untuk Memilih Target Operasi
Pilihan untuk mendapatkan sebuah target operasi bisa didasarkan pada kriteria yang sama yang digunakan untuk mengevaluasi intermediate targets. Baik suku bunga federal funds dan agregat reserve dihitung secara akurat dan tersedia setiap hari hampir tanpa penundaan. Ketika kita melihat pada kriteria ketiga, kita bisa memikirkan intermediate target sebagai tujuan untuk target operasi. Sebuah target operasi yang memiliki sebuah dampak yang lebih dapat diprediksi terhadap target intermediate yang paling diinginkan akan lebih disukai. Jika target intermediate yang diinginkan adalah suku bunga, target operasi yang lebih disukai adalah variabel suku bunga seperti misalnya suku bunga federal funds karena suku bunga terikat erat terhadap satu sama lain. Karena tampaknya tidak ada banyak alasan untuk memilih sebuah suku bunga dibandingkan agregat reserve dalam basis pengukuran atau pengontrolan, pilihan mengenai target operasi  mana yang lebih baik akan terletak pada pemilihan tujuan dari target operasi.

No comments:

Post a Comment