Pergerakan Suku Bunga Sejak 1990
|
||
Tanggal
|
Perubahan tingkat suku bunga
(Persen) |
Tingkat suku bunga baru
target (Persen) |
6 Agustus 2013
|
-0.25
|
2.50
|
7 Mei 2013
|
-0.25
|
2,75
|
4 Desember 2012
|
-0.25
|
3.00
|
2 Oktober 2012
|
-0.25
|
3.25
|
5 Jun 2012
|
-0.25
|
3.50
|
1 Mei 2012
|
-0.50
|
3.75
|
6 Desember 2011
|
-0.25
|
4.25
|
1 Nov 2011
|
-0.25
|
4.50
|
3 Nov 2010
|
+0.25
|
4.75
|
5 Mei 2010
|
+0.25
|
4.50
|
7 Apr 2010
|
+0.25
|
4.25
|
3 Mar 2010
|
+0.25
|
4.00
|
2 Desember 2009
|
+0.25
|
3.75
|
4 Nov 2009
|
+0.25
|
3.50
|
7 Oktober 2009
|
+0.25
|
3.25
|
8 Apr 2009
|
-0.25
|
3.00
|
4 Feb 2009
|
-1.00
|
3.25
|
3 Desember 2008
|
-1.00
|
4.25
|
5 Nov 2008
|
-0.75
|
5.25
|
8 Oktober 2008
|
-1.00
|
6.00
|
3 Sep 2008
|
-0.25
|
7.00
|
5 Mar 2008
|
+0.25
|
7.25
|
6 Feb 2008
|
+0.25
|
7.00
|
7 Nov 2007
|
+0.25
|
6.75
|
8 Agustus 2007
|
+0.25
|
6.50
|
8 Nov 2006
|
+0.25
|
6.25
|
2 Agustus 2006
|
+0.25
|
6.00
|
3 Mei 2006
|
+0.25
|
5.75
|
2 Mar 2005
|
+0.25
|
5.50
|
3 Desember 2003
|
+0.25
|
5.25
|
5 Nov 2003
|
+0.25
|
5.00
|
5 Juni 2002
|
+0.25
|
4.75
|
8 Mei 2002
|
+0.25
|
4.50
|
5 Desember 2001
|
-0.25
|
4.25
|
3 Oktober 2001
|
-0.25
|
4.50
|
5 Sep 2001
|
-0.25
|
4.75
|
4 Apr 2001
|
-0.50
|
5.00
|
7 Mar 2001
|
-0.25
|
5.50
|
7 Feb 2001
|
-0.50
|
5.75
|
2 Agustus 2000
|
+0.25
|
6.25
|
3 Mei 2000
|
+0.25
|
6.00
|
5 Apr 2000
|
+0.25
|
5.75
|
2 Feb 2000
|
+0.50
|
5.50
|
3 Nov 1999
|
+0.25
|
5.00
|
2 Desember 1998
|
-0.25
|
4.75
|
30 Jul 1997
|
-0.50
|
5.00
|
23 Mei 1997
|
-0.50
|
5.50
|
11 Desember 1996
|
-0.50
|
6.00
|
6 Nov 1996
|
-0.50
|
6.50
|
31 Jul 1996
|
-0.50
|
7.00
|
14 Desember 1994
|
1,00
|
7.50
|
24 Oktober 1994
|
1,00
|
6.50
|
17 Agustus 1994
|
+0.75
|
5.50
|
30 Jul 1993
|
-0.50
|
4.75
|
23 Mar 1993
|
-0.50
|
5.25
|
8 Jul 1992
|
-0.75
|
5.75
|
6 Mei 1992
|
-1.00
|
6.50
|
8 Jan 1992
|
-1.00
|
7.50
|
6 Nov 1991
|
-1.00
|
8.50
|
3 Sep 1991
|
-1.00
|
9.50
|
16 Mei 1991
|
-1.00
|
10.50
|
4 Apr 1991
|
-0.50
|
11.50
|
18 Desember 1990
|
-1.00
|
12.00
|
15 Oktober 1990
|
-1.00
|
13.00
|
2 Agustus 1990
|
-1.00
|
14.00
|
Sumber: Reserve Bank of Australia
Pada tahun 1990, suku bunga RBA (Reserve Bank of Australia) sebesar 12,00 % dan terus menurun menjadi 4.75 % pada 30 juli 1993, penurunan suku bunga tersebut sangat membantu investor. Pada tahun 1994 ekonomi secara keseluruhan telah tumbuh lebih kuat dari yang diperkirakan sebelumnya, Meskipun dampak dari kekeringan yang parah di banyak daerah, output total meningkat sebesar 6,4 persen pada tahun sampai September (secara riil), sedangkan jumlah belanja meningkat sebesar 8,3 persen. Kesenjangan ini telah diisi oleh kenaikan impor, yang telah meningkat sebesar 18 persen dibanding tahun lalu. Indikator lain dari pertumbuhan yang kuat terus dalam perekonomian adalah pekerjaan, yang tumbuh sebesar 3,3 persen dan inflasi yang meningkat.
Untuk memperlambat laju kenaikan inflasi RBA mengambil keputusan untuk menaikkan suku bunga menjadi 7.50%. Pada tahun-tahun berikutnya suku bunga mengalami fluktuasi karena keadaan perekonomian Australia yang tidak stabil.
2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga di Australia
Agar keuntungan dapat diperoleh secara maksimal, manajemen bank harus pandai dalam menentukan besar kecilnya suku bunga. Karena apabila salah dalam menentukan suku bunga, bank akan mengalami kerugian. Diantara faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suku bungan ini antara lain:
a. Kebutuhan dana
Yaitu dana yang dibutuhkan bank sebagai simpanan, karena banyaknya permintaan untuk pembiayaan dari masyarakat peminjam, sedangkan dana di bank kurang mencukupi untuk permintaan ini dan persediaan yang likuid di kas. Oleh karena itu untuk memancing nasabah pemodal supaya mau menabungkan dsana di bank, maka bank akan menaikkan suku bunga simpanan. Dengan naiknya suku bunga simpanan ini akan mengakibatkan naiknya suku bunga pinjaman dari bank tersebut.
b. Target laba yang diinginkan
Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman, dimana apabila bank menginginkan laba yang besar maka bunga pinjaman juga ikut naik.
c. Kualitas jaminan
Kualitas jaminan juga dapat mempengaruhi suku bunga bagi peminjam. Maksud kualitas disini adalah semakin likuid jaminan yang dijaminkan maka suku bunga akan cenderung turun, begitu juga sebaliknya. Sebagi contoh, jaminan berupa sertifikat deposito berbeda jauh dengan sertifikat tanah. Hal ini di karenakan, jika pinjaman bermasalah, pencairan jaminan berupa sertifikat deposito lebih mudah dicairkan dibanding sertifikat tanah.
d. Kebijaksanaan pemertintah
Dalam menentukan bunga simpanan dan bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi standar yang diperbolehkan pemerintah. Tujuan kebijakan dari pemerintah ini adalah agar bank dapat bersaing secara sehat.
e. Jangka waktu
Baik untuk bunga simpanan maupun pinjaman faktor jangka waktu sangat menetukan. Untuk pinjaman, semakin lama jangka waktunya maka bunga pinjaman pun semakin tinggi, hal ini dikarenakan besarnya kemungkinan risiko macet dimasa akan datang. Sedangkan untuk simpanan berlaku sebaliknya, semakin lama jangka waktunya maka bunga simpanannya akan semakin rendah.
f. Reputasi perusahaan
Faktor ini lebih berpengaruh pada bunga pinjaman, karena perusahaan yang bonafid untuk kemungkinan risiko kredit macet di masa akan datang relatif kecil dibankding denga perusahaan yang memiliki bonafid yang kurang.
g. Produk yang kompetitif
Produk yang kompetitif sangat menentukan besar kecilnya bunga pinjaman. Produk yang kompetitif disini adalah produk yang laku di pasaran. Semakin kompetitif produk tersebut, maka bunga pinjaman akan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena produk jenis ini perputarannya tinggi sehingga pembayarannya diharapkan lancar.
h. Hubungan baik
Besarnya bunga pinjaman yang diberikan sangat berkaitang dengan faktor kepercayaan terdahap si peminjam. Dalam praktiknya bank menggolongkan nasabah itu menjadi dua, yaitu nasabah utama (primer) dengan nasabah biasa (skunder). Penggolongan ini didasarkan kepada loyalitas nasabah kepada bank yang bersangkutan.
i. Persaingan
Dalam kondisi bank yang sedang membutuhkan dana, sementara tingkat persaingan dalam perebutan dana sangat ketat, maka bank menaikkan suku bunga lebih tinggi dibanding bank lain.
2.3.3. Peran Bank Sentral dalam Penetapan Suku Bunga di Australia.
The Reserve Bank of Australia melakukan kebijakan moneter, bekerja untuk memelihara sistem keuangan yang kuat dan masalah uang kertas bangsa. Reserve Bank mulai beroperasi sebagai bank sentral Australia pada tanggal 14 Januari 1960.
Reserve Bank bertanggung jawab untuk kebijakan moneter Australia. Kebijakan moneter melibatkan pengaturan suku bunga pinjaman overnight di pasar uang ('tingkat uang'). Tingkat uang mempengaruhi tingkat suku bunga lain dalam perekonomian, yang mempengaruhi perilaku peminjam dan pemberi pinjaman, kegiatan ekonomi dan pada akhirnya tingkat inflasi. Tanggung jawab penting lainnya dari RBA adalah:
a. untuk menjaga stabilitas keuangan dan stabilitas dolar Australia;
b. untuk mempertahankan pekerjaan penuh;
c. untuk berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan kekayaan penduduk Australia;
d. untuk bertindak sebagai bankir untuk pemerintah Australia;
e. untuk menerbitkan mata uang Australia;
f. untuk mengelola cadangan devisa Australia.
2.3.4. Pengaruh Suku Bunga pada Perekonomian Australia
Dampak ekonomi dari sebuah perubahan suku bung diaantaranya akan berpengaruh pada:
a. GDP
(Gross Domestik Product) sebagai indikator tingkat kesehatan atas pertumbuhan ekonomi suatu negara. GDP merupakan indeks utama sistem akun nasional (Sistem of National Accounts - SNA) yang dikarakteristik oleh hasil final dari kesatuan aktifitas program ekonomi - penduduk, dan pengukuran biaya barang dan jasa, yang diproduksi oleh kesatuan untuk penggunaan akhir. GDP adalah indeks utama, yang menunjukkan kondisi ekonomi nasional. GDP adalah indikator produk manufaktur, yang berjumlah pada biaya produksi final barang dan jasa.
Ini berarti, biaya barang dan jasa lanjutan, yang digunakan dalam produksi (seperti barang mentah, bahan-bahan, bahan bakar, bibit, makanan ternak, layanan pengangkutan udara, harga grosir, layanan komersil dan finansial, dll) tidak termasuk dalam GDP. Jika tidak, GDP akan mengandung akun berulang. Selain itu, GDP adalah produk domestik, karena diproduksi oleh penduduk. Penduduk adalah kesatuan ekonomi (usaha maupaun rumah tangga), dengan mengabaikan indentitas nasional dan kewarga negaraannya, yang memiliki suku bunga ekonomi dalam wilayah ekonomi negara.
b. Kredit Perumahan Rakyat
Pengadaan perumahan merupakan bagian terpenting dalam menunjang kesejahteraan hidup manusia, pentingnya data ini terletak pada kemampuannya untuk memicu perubahan kondisi perekonomian, memprediksi perubahan tingkat pertumbuhan. Turunnya jumlah unit perumahan baru dapat memperlambat perekonomian dan mendorong ke arah resesi. Sebaliknya, peningkatan pada jumlah unit perumahan baru mengindikasikan tumbuhnya perekonomian.
c. Tingkat Pengangguran (Unemployment Rate)
Dampak yang harus diperhatikan dalam kebijakan naik-turunnya suku bunga apakah semakin meningkatkan peluang usaha dan peluang kerja atau malah justru meningkatkan pengangguran dan PHK. Dan perlu diketahui, pengangguran terjadi akibat ketidakseimbangan antara lapangan pekerjaan dan orang yang membutuhkan pekerjaan,sehingga hanya sedikit yang mendapatkan kesempatan untuk bekerja.
Disisi lain, suku bunga adalah harga yang harus dibayar oleh pihak bank atau peminjam lainnya untuk memanfaatkan uang selama jangka waktu tertentu. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa suku bunga itu merupakan balas jasa yang akan diterima kemudian atas pengorbanan yang dilakukan atau kata lain suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau sebagai sewa penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu.
Pada prinsipnya suku bunga adalah harga atas penggunaan uang atau sebagai sewa atas penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu, yang umumkan dalam 'persentase'.
Setiap masyarakat (atau investor) yang melakukan interaksi dengan bank, baik interaksi dalam bentuk simpanan, maupun pinjaman (kredit), akan selalu terkait dan dikenakan dengan yang namanya bunga. Bagi masyarakat (atau investor) yang menanamkan dananya pada bank, baik itu simpanan tabungan, deposito dan giro akan diberikan suku bunga simpanan (dalam bentuk %).
Suku bunga ini merupakan rangsangan dari bank agar masyarakat mau menanamkan dananya pada bank. Semakin tinggi suku bunga simpanan, maka masyarakat akan semakin giat untuk menanamkan dananya pada bank, dikarenakan harapan mereka untuk memperoleh keuntungan.
Dan begitu sebaliknya, semakin rendah suku bunga simpanan, maka minat masyarakat (atau investor) dalam menabung akan berkurang sebab masyarakat berpandangan tingkat keuntungan yang akan mereka peroleh dimasa yang akan datang dari bunga adalah sangat kecil.
No comments:
Post a Comment